Pelestarian Kearifan Lokal Daerah, Jum’at Ceria
Kita patut berbangga, karena dianugrahi dan tinggal di sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau-pulau kecil. Penduduknya pun dari berbagai macam suku bangsa, bahasa dan golongan. Tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai pulau Rote, itulah Indonesia.
Bila kita berada jauh dari kampung halaman. Kita tinggal dan berkeluarga di daerah bukan tempat kelahiran kita. Maka yang gampang menyatukan kita, adalah bahasa. Biasanya hal ini kita alami dan terjadi pada saat menghadiri sebuah undangan pesta atau juga pada saat mengikuti upacara keagamaan.
Untuk itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, bahasa adalah salah satu alat pemersatu bangsa. Melalui bahasa, kita bisa cepat mengetahui asal usul kita. Namun, ada pertanyaan muncul bila bahasa sebagai alat pemersatu bangsa saja tidak kita pahami sebagai putra daerah. Maka jangan harap terjadi kesatuan diantara putra dari daerah tersebut. Selain itu, bahasa daerah juga dijadikan sebagai bahasa komunikasi dalam acara adat.
Untuk itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, bahasa adalah salah satu alat pemersatu bangsa. Melalui bahasa, kita bisa cepat mengetahui asal usul kita. Namun, ada pertanyaan muncul bila bahasa sebagai alat pemersatu bangsa saja tidak kita pahami sebagai putra daerah. Maka jangan harap terjadi kesatuan diantara putra dari daerah tersebut. Selain itu, bahasa daerah juga dijadikan sebagai bahasa komunikasi dalam acara adat.
“Setiap pemimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ASN termasuk masyarakat Maluku Tenggara untuk tetap menjaga kearifan lokal daerah seperti bahasa Kei. Diakuinya, banyak masyarakat sangat sulit berbahasa Kei dalam komunikasi antar sesama sendiri, sehingga dikhawatirkan bahasa daerah akan terkikis dalam komunikasi antar masyarakat adat, padahal bahasa Kei sendiri menjadi bagian jati diri masyarakat adat,” Ujar Hanubun Putra asli Kei.
Mengingat pentingnya program tersebut dan diharapakan berkelanjutan sepanjang masa. Maka setiap hari Jumat dicanangkan sebagai hari khsusus berkomunikasi menggunakan bahasa Kei di semua instansi-instansi pemerintah, swasta, dan juga masyarakat umum. Diharapkan juga, bila ada acara-acara resmi dari pihak luar dapat menyesuaikan atau dialihkan ke hari lain. Ini sebuah komitmen, guna melestarikan budaya setempat.
Salam One Team untuk Budaya Nusantara.